Pesona Bangunan Ikonik Turki
Menikmati pesona keindahan negara muslim di mancanegara, tidak lengkap jika belum mengunjungi Turki. Turki merupakan negeri di antara dua benua, sebagian besar wilayahnya berada di Asia dan mempunyai sedikit wilayah di Eropa dengan Kota Istambul atau dulu lebih dikenal sebagai Konstatinopel.
Selain Turki mempunyai banyak kesamaan dengan Indonesia, di antaranya masih mengedepankan tradisi, Islam sebagian besar beraliran Sunni dan bermahzab sama dan masih ada kesamaan lainnya. Sehingga layak dipertimbangkan untuk mengunjungi negara yang pernah mempunyai pengaruh besar di dua benua tersebut.
Seputar Kota Istambul misalnya, bisa mengunjungi berbagai peninggalan kejayaan Kesultanan Ustmaniyah. Mulai dari Masjid Sultan Ahmed atau dalam Bahasa Turki dikenal sebagai Sultanahmet Camii. Masjid ini dibangun pada masa Sultan Ahmed I, yang juga dimakamkan di halaman masjid tersebut. Sebutan lain untuk masjid ini adalah Masjid Biru karena interior di dalam masjid memancarkan cahaya berwarna biru.
Peninggalan bersejarah lainnya yang dapat dikunjungi adalah Istana Topkapi atau dalam Bahasa Turki disebut sebagai Topkapi Sarayi. Istana ini merupakan kediaman resmi Sultan-sultan Dinasti Utsmaniyah yang menguasai Turki, kawasan Balkan dan Arab sebelum Perang Dunia I. Topkapi Sarayi dihuni Sultan dari Dinasti Utsmaniyah selama lebih dari 600 tahun (1465-1856).
Pembangunan istana ini dimulai pada tahun 1459 atas perintah Sultan Mehmed II. Kompleks istana terdiri dari empat lapangan utama dan banyak bangunan-bangunan kecil. Pada puncaknya, istana ini dihuni oleh 4.000 orang. Dalam istana tersebut disimpan pedang dan jubah Nabi Muhammad SAW.
Tempat bersejarah lainnya yang dapat dikunjungi adalah Hagia Sophia atau Aya Sofya. Bangunan ini pada awalnya merupakan Katedral Kristen Ortodok selama Kekaisaran Konstatinopel. Sempat berubah menjadi Katedral Katolik Roma tetapi kemudian kembali menjadi Gereja Kristen Ortodok dan ketika Konstatinopel dikuasai Kasultanan Ustmaniyah, oleh Sultan Mehmed II dirubah menjadi Masjid. Sejak Turki berubah menjadi Republik, Masjid dirubah menjadi museum dan terbuka untuk umum.
Wisata di Kota Istambul tidak hanya berupa bangunan saja, tetapi juga makam sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu Ayyub Al Anshari yang meninggal dunia di kota itu ikut bertempur melawan Kekaisaran Romawi pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan.
Paling menarik adalah Selat Bosphorus, tidak hanya di sisi Eropa terdapat Kota Istambul dan Besiktas dan terdapat peninggalan-peninggalan bersejarah. Sisi Asia juga tidak kalah menariknya melihat bangunan-bangunan yang tertata rapi dan masjid-masjid dengan menara-menara khasnya. Terutama ketika menggunakan kapal pesiar menyeberangi selat yang memisahkan Benua Eropa dan Asia, sisi romantismenya sangat terasa.
“Rata-rata jamaah yang mengambil paket Umroh dan Turki 3 hari 2 malam, terkesan dengan pemandangan di Selat Bosphorus. Suasananya sangat beda, dengan selat yang sangat luas, tidak bisa digambarkan dengan kata-kata,” kata H Bayu J Prayogo SE SH MM, pemilik Ar-Bani.
Turki tidak hanya Selat Bosphorus yang memukau tetapi juga wisata salju abadi di Gunung Uludag. Gunung Uludag, yang dalam bahasa Turki berarti Gunung Besar, telah menjadi tujuan ski Turki yang populer dengan lereng untuk semua kalangan. Untuk mengunjungi gunung ini wisatawan harus mempersiapkan pakaian yang bisa menahan udara dingin. Untuk menuju atas Gunung Uludag, wisatawan akan menaiki cable car dengan biaya sekitar 20-25 US Dollar.
Sedangkan paket sembilan hari, mengunjungi kota-kota di Turki dan semuanya ditempuh dengan jalan darat di mana dapat dilalui selama 10-12 jam. Kota-kota di Turki berjauhan satu dengan yang lainnya. Jika mengambil paket ini, disarankan mempersiapkan kondisi fisik dan stamina karena perjalanan darat sangat menguras energi.
Kuliner di Turki ini banyak dan ada berbagai macam jenis, tetapi mungkin kurang cocok dengan lidah Indonesia terutama roti yang banyak macamnya. Sedangkan yang paling banyak dicicipi, Turkish Delight, permen yang manis mirip Yangko. (tim)